Pertemuan Sebelum Perpisahan

cerita yang dibangun sejak tahun 2021 kini mulai berubah

Pertemuan Sebelum Perpisahan

Dan sejak saat itu, hubungan kita semakin berjarak,

“kita gaakan bisa lupa satu sama lain ayy, yang bisa kita lakuin cuman ikhlas”

“aku harap kamu bisa nemuin seseorang yang menyayangimu lebih dari rasa sayang aku ke kamu”

percakapan singkat tentang hal yang paling menyedihkan itu terjadi sekitar satu bulan yang lalu.

Yang bisa kita lakuin saat itu hanya saling memberikan support terbaik yang bisa kita lakuin satu sama lain.

Ya, kisah  yang di bangun dengan baik itu, kini harus menghadapi terpaan paling rumit. Bukan lagi tentang jarak, bukan lagi tentang bagaimana kita nanti ketemu, kita nonton apa, kita makan apa, kamu lagi deket sama siapa atau bahkan tentang telfon yang ga diangkat dan sebagaimanya. Rumitnya, hubungan yang di bangun dengan baik itu harus bertentangan dengan pendapat orang tua yang tidak membukakan pintu untuk kita masuk.

Tidak ada yang tetap dalam rencana, selama perasaan manusia terus bekerja. Ah, bagian dari diri kita yang tidak kooperatif, gak bisa diajak kerja sama dia. Aku yang mulanya maunya tidak lebih, tapi perasaanku bilang mana bisa cuma jadi teman. Dengan angkuhnya dia terus memakiku dalam hati dengan mengatakan: mana bisa selamanya disimpan, mana bisa selamanya cuma diam-diam.

“Hallo, kamu dimana?”

“aku lagi di kerjaan, kenapa.?”

Aku Cuma bisa jawab dengan sok cuek, karena sadar kayaknya mustahil untuk ikhlas begitu saja ketika kita harus pisah tanpa masalah. Yang justru kedepannya hanya akan membuat dia susah melupakan dan membuka hatinya untuk orang lain lagi.

“Nanti keluar sebentar ya, aku mau kasih sesuatu sebelum kamu pulang nanti”

Entah mimpi apa semalam, tiba-tiba dia ada di depan.  Membawa sekotak paket yang dia bawa sendiri dengan baik.

“Maaf, aku ga bisa kasih yang terbaik buat kamu dan keluarga kamu”

“gpp, kita juga gatau kan kedepannya bakan seperti apa, kamu orang baik”

“iya ayy, kamu juga orang baik kok”

“ tapi bukan yang terbaik buat kamu”

Andai dia tau, kalau dia udah buat aku banyak berfikir, banyak berandai, tentang masa depan yang seharusnya.