100 Hari Menuju Melupakanmu

eps 6

100 Hari Menuju Melupakanmu

eps 6

Tyas yang tidak mengetahui apa apa tentang yang di lakukan oleh ayahnya pun bersantai ria duduk di pantai Kuta sembari menikmati pemandangan yang tidak ada di Jakarta maupun di Singapore

“Rasanya enak sekali bersantai disini, andai aku kesini bareng Hito pasti bakal Bahagia banget”

Ucap Tyas didalam hatinya, entah kenapa meskipun Hito sudah menyakiti dirinya tetap saja ia memikirkan Hito. Karena tidak ingin berlarut didalam kesedihannya Tyas pun memutuskan untuk menghubungi kedua orang tuanya. Namun sayangnya saat Tyas menelfon mama dan papanya terlihat mereka tidak mengangkat panggilan dari Tyas,

“Mungkin mereka sibuk” ucap Tyas lalu kemudian ia memutuskan untuk bersantai ria menikmati pantai sendirian.

Tyas yang sedang berbaring santai pun tetiba mendengarkan keributan yang ada di dekat dirinya, terlihat pembeli dan penjual yang sedang meributkan suatu hal

“Kan aku udah bayar tadi bu, apa apaan si kok di maintain uang lagi” ucap seseorang laki laki

“ Belum, bapak belum bayar, enak aja bilang udah bayar”

“Lah kan tadi saya udah bayar, waktu saya mesen tadi, ini apa apaan si, pemerasan Namanya” ucap seseorang itu yang tidak terima jika dirinya di tuduh belum membayar uang makanan yang ia pesan tadi.

“ Ada apa si, kok ribut rebut disini, mengganggu tau ga” ucap Tyas yang merasa kesal karena mereka sudah mengacaukan waktu Tyas bersantai

“Ibu ibu ini mau meras saya, dia bilang belum bayar padahal udah jelas jelas sudah di bayar” ucap laki laki tersebut yang menatap penjual tersebut dengan tatapan yang tajam

“ Yaudah berapa si emang?” tanya Tyas dengan nada santai

“300 ribu neng” ucap penjual tersebut

“ Yaudah nih saya bayar aja daripada ribut ribut” ucap Tyas dengan santai menyodorkan uangnya

Akhirnya penjual itu pun pergi meninggalkan Tyas dan juga laki laki tersebut dan Tyas pun kaget

“Lah kamu?”  ucap Tyas yang baru saja melihat laki lak yang berdebat dengan penjual

“ Kok kamu ada disini?” ucap laki laki tersebut yang ternyata ia adalah David

“Harusnya, aku yang nanya ke kamu, kamu ngapain debat sama penjual? Ooh aku tau pasti kamu ga mau bayar kan, terus kamu ngakunya udah bayar” ucap Tyas yang menuduh David

“ Eeh kalau ngomong jangan sembarangan ya, aku jelas jelas udah bayar. Aku sering ke Bali jadi aku tahu betul gimana modus penjual disini, mereka sengaja kayak gitu biar dapet keuntungan lebih” ucap David

“Kalau ngomong tuh jangan sembarangan, jangan nuduh rakyat deh kamunya aja kan, lagian orang bali baik baik kok” ucap Tyas yang tidak terima dengan perkataan David

“Lah emang akua da bilang orang bali penipu? Aku Cuma bilang aku sering ke bali jadi aku udah ga heran lagi dengan hal kayak gini”

“ Itu sama aja kayak kamu ngehina kan, emang dasar”

“ Astagaa, enggaak, ga semua orang bali kayak gitu tapia da salah satunya kayak ibu ibu tadi”

“Dugaan mu salah deh kayaknya, ibu ibu tadi bukan penduduk asli bali” ucap Tyas yang kemudia David pun mendengar bahwa ibu tersebut ternyata berbicara Bahasa jawa

“Makanya jangan ngjudge orang berdasarkan tempat tinggalnya” ucap Tyas yang kemudian pergi meninggalkan David karena ia memilih untuk tidak berdebat lagi.

 

David yang melihat kepergian Tyas pun merasa kesal

“Bisa bisanya dia menjudge aku seperti itu, emang di kira aku kayak gitu apa? Sial, baru kali ini ada cewek yang berani sama ku, awas aja nanti ya kalau ketemu lagi bakal ku maki” ucap David yang merasa kesal sekaligus tidak terima dengan perkataan Tyas.

 

 

*