Dokter Orthodontist vs Salon Gigi: Gigi Sehat atau Demi Trend?

Dokter Orthodontist vs Salon Gigi: Gigi Sehat atau Demi Trend?
Tren Kawat Gigi. Foto : orami
Dokter Orthodontist vs Salon Gigi: Gigi Sehat atau Demi Trend?

Ingin terlihat keren dan modis lewat perawatan penggunaan kawat gigi? Untuk itu kita juga harus mengetahui efek samping dari penggunaan kawat gigi atau behel yang dipasang oleh salon gigi dan sejenisnya. Entah apa alasan masyarakat yang memasang kawat gigi di tempat salon gigi. Apa karena ingin menunjukkan bahwa status sosialnya lebih tinggi dari orang yang tidak menggunakan kawat gigi atau agar tidak ketinggalan trend?

 

Padahal tidak semua tempat yang berlabel ‘kawat gigi atau behel’ dapat membantu keresahan pasien untuk merapikan giginya. Sering orang salah paham membedakan pemasangan kawat gigi melalui dokter ortho atau salon gigi. Walau terlihat sama, keduanya jelas berbeda, pemasangan kawat gigi wajib dikerjakan oleh seseorang yang kompeten di bidangnya.

 

Pemasangan kawat gigi lebih baik ditangani oleh dokter gigi yang tepat yaitu, dokter gigi spesialis orthodontist, bukan ke dokter gigi umum yaaa! Sebelum memasang kawat gigi sebaiknya kita juga perlu berpikir kritis, apakah tempat ini aman atau tidak, dan siapakah dokter yang menangani. Karena tidak semua dokter gigi mampu dan memahami pemasangan kawat gigi.

 

Apalagi jika memasang kawat gigi ke salon gigi atau tempat yang tidak seharusnya. Bukannya gigi menjadi rapi, gigi dan gusi kalian bisa saja menimbulkan permasalahan baru, serta biaya untuk memperbaikinya lebih besar daripada saat awal pemasangan. Ga kebayang kan berapa biaya yang akan dikeluarkan apabila gigi kita mengalami korban praktik dari salon gigi?

 

Banyak kasus orang memasang kawat gigi di tempat salon gigi dan sejenisnya. Biasanya mereka mendapat rekomendasi dari orang terdekat seperti saudara, teman, atau tetangga. Hal ini sangat menjerumuskan, praktik illegal ini tumbuh subur di Indonesia karena banyak masyarakat awam yang tidak memahami perbedaan pemasangan kawat gigi harus pergi ke siapa?

 

Sementara akses internet sekarang mudah untuk didapatkan melalui handphone dan lainnya, lebih mudah untuk mencari tahu. Selain itu pemasangan kawat gigi sendiri tidak bisa instan langsung pasang, dokter ortho akan mengobservasi keadaan gigi, gusi, serta bentuk kepala kalian. Hal ini dilakukan agar pemasangan kawat gigi bisa memperbaiki bentuk gigi dan menyesuaikan bentuk rahang kalian.

 

Adapun efek samping dari pemasangan kawat gigi apabila memasang melalui salon gigi adalah seperti; gigi menjadi maju atau mundur, akar gigi keluar dari gusi, gigi goyang, gusi menjadi bengkak, gusi mengalami penurunan atau gummy smile, bahkan gigi bisa sampai terlepas, dll. Banyak masyarakat sembrono yang tertarik memasang behel di tempat salon gigi karena tergiur harga murah atau promo.

 

Setiap oknum salon gigi memiliki tarif yang cukup beragam, mulai dari lima ratus ribu hingga satu juta rupiah. Berbeda dengan tarif dokter ortho yang bisa sampai belasan juta. Perbedaan tarif ini bukan semata untuk mendapatkan keuntungan yang paling banyak. Pengalaman, proses belajar yang cukup lama, kualitas bahan sangat berpengaruh dalam penggunaan kawat gigi.

 

Agar bisa memperbaiki gigi pasien dalam pemasangan kawat gigi, dokter ortho mengambil konsentrasi spesialis selama minimal tiga tahun. Sementara oknum salon gigi berguru ke sesama tukang salon atau perawat gigi yang tidak memiliki dasar keilmuan mengenai orthodontist. Biasanya mereka menawarkan kursus pemasangan kawat gigi hanya dalam waktu satu hari langsung bisa buka praktek.

 

Proses pemasangan kawat gigi sendiri bisa dikatakan sangat kompleks, treatment pada setiap pasien pun berbeda-beda. Keduanya tidak dapat disamakan karena dalam segi metode dan pengalaman pun sangat berbeda. Dokter ortho menggunakan metode yang telah dipelajari selama sekolah serta melakukan praktik koas dan di dampingi oleh senior yang paham di bidangnya. Sementara salon gigi tidak memiliki metode pemasangan yang aman, hanya asal tempel kawat gigi, merasa tahu dan bisa, serta tidak memerhatikan kebersihan gigi dan mulut.

 

Dalam pemasangan kawat gigi, kebersihan gigi dan mulut wajib dijaga agar tidak menimbulkan munculnya plak gigi. Plak gigi dapat mengganggu proses perawatan kawat gigi serta bisa menimbulkan radang gusi. Tidak hanya pengguna kawat gigi saja yang perlu membersihkan gigi dari plak gigi, kita yang tidak memakai kawat gigi pun juga harus membersihkan gigi dan mulut.

 

Periksa secara berkala setiap enam bulan sekali ke dokter gigi terdekat. Untuk perawatan kawat gigi sendiri terbilang lumayan mudah dalam membersihkannya. Selain menggunakan sikat gigi khusus untuk kawat gigi, pengguna kawat gigi mendapat alat bantuan tambahan untuk membersihkan kawat gigi dengan menggunakan benang gigi, kuas interdental dan obat kumur serta wajib dipakai selama proses perawatan.

 

Nah, sekarang kalian sudah mengetahui perbedaan perawatan di dokter orthodontist dan salon gigi, jangan sampai salah pilih lagi. Merawat gigi memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, seperti kata pepatah sehat mahal harganya. Pentingnya menjadi bijak saat memilih tempat praktik dokter yang aman dan bisa menjelaskan rancangan progress perawatan untuk kedepannya.

 

Setelah selesai menggunakan kawat gigi ada tahapan selanjutnya agar gigi tidak mengalami pergeseran kembali yaitu, penggunaan retainer. Retainer berfungsi untuk menjaga gigi tetap rapi dan tidak mengalami pergeseran kembali.

 

Adapun platform yang menyediakan berbagai informasi edukasi mengenai kawat gigi, cara memilih dokter yang tepat, dan menjaga kebersihan gigi. Memilih dokter yang tepat mungkin terlihat sepele, namun dampak untuk kedepannya bisa membuat kita lebih hati-hati dan waspada.

 

Platform tersebut dapat kita temukan melalui Instagram dan Youtube, akun tersebut bernama Kortugi. Di platform tersebut banyak konten edukatif mengenai pemasangan kawat gigi dan banyak orang yang menjadi korban para oknum salon gigi. Selain itu ada konten diskusi bersama dokter-dokter spesialis gigi yang lain mengenai perawatan gigi yang tepat dan benar.